Jumat, 28 Januari 2011

The Day

21 November 2008,
Cellita Salon, D’day..




Selamat ulang tahun, kami ucapkan

Selamat panjang umur, kita kan doakan
Selamat sejahtera, sehat sentosa
Selamat panjang umur dan bahagia.....

Alunan lagu itu terus mengalir dari bibirku yang lalu diteruskan oleh teman-teman satu kos dengan dia. Surprise!!! Aku pun nongol dengan kue tart dan lilin di tanganku seraya cengar-cengir nakal.
Khas seorang Yudhi.



Aku ulurkan setangkai mawar merah seraya mengucapkan selamat ulang tahun. Dia tak mampu berkata-kata dan sambil terharu memeluk tubuhku erat. Sayup-sayup kudengar cekikikan teman-teman dan tawa bahagia yang terus terpancar di wajahnya. Senyum dan tawa bahagia. Kebahagiaan dalam kejutan yang tidak disangkakan sebelumnya. Tart dan lilin dengan angka 22 di atasnya.



Dia pun make a wish sebelum akhirnya meniup kedua lilin tersebut dalam waktu tak lebih dari 3 detik dan akhirnya padam.








Lepas jam 2 pagi, aku pun kembali ke kosnya Daniel lalu merebahkan diri sejenak.
Beristirahat barang beberapa jam untuk meneruskan perjalanan pulang ke Kudus pada pagi harinya.






Malam ini, kami semua bersyukur. Vita kekasihku, mengajak kami semua sekeluarga untuk makan-makan di luar. Di resto taman Bale Raos. Sebuah tempat yang cukup terkenal di kotaku. Tempatnya enak, adem. Makanannya juga enak, sesuai dengan tarif yang terpampang di buku menu.

Kami semua kenyang dengan makanan yang disajikan. Jujur, sebagai keluarga.. kami jarang sekali mengadakan acara makan-makan bersama di luar rumah semacam ini. Mungkin karena kesibukan kami masing-masing, tapi lebih dari itu memang kami tidak terbiasa dengan hal ini. Budaya di keluarga kami yang mungkin kurang memahami bahwa hal2 semacam ini diperlukan sesekali. Sekedar untuk merayakan sesuatu. Mengucapkan syukur atas suatu berkat khusus yang diterima. Yaah.. sudahlah, kami akan belajar. Itu pasti.

Dengan pelan namun pasti, dia membuka kado yang kubungkus rapi sejak kemarin-kemarin. Agak kaget, dia melihat isinya. Sebuah miniatur Menara Kudus yang tertanam dalam sebuah kubus dari fiber transparan. Sebagai alasnya, sebuah fiber berwarna gelap dengan sebuah kartu ucapan dengan gambar fotonya.. tertanam di dalam fiber itu juga.
Cukup kreatif menurutku. Semoga saja dia terkesan. I hope..

CLOSING..

Sayangku.. itulah sekelumit gambaran perasaanku yang tertuang dalam satu dua kalimat terangkum dalam beberapa paragraf dan tersusun menjadi banyak halaman yang mungkin cukup melelahkan bagimu untuk membacanya. Maafkan aku, kalau aku mengetik tulisanku kali ini. Semua ini dengan tujuan, supaya kamu tahu bahwa aku mempersiapkan segala sesuatunya beberapa minggu sebelum ‘dDay’ yaitu ultah kamu di tanggal 21 November. Yang paling penting buatku, aku mengerjakan surat ini… (yang lebih tepat disebut curhatan. Atau blog.. hehe) di sela-sela kesibukanku. Bahasa kerennya.. Nyambi !! yah… mau bagaimana lagi, namanya juga nyambi. Di tanggal2 yang tercantum di setiap bab, aku mencurahkan segala uneg2ku dan perasaanku. Entah di kantor, di rumah, bahkan di kosnya Daniel! Untung ada komputer di kosnya.. jadi aku bisa nyambi lagi untuk meneruskan tulisanku yang mungkin nampak bertele-tele buatmu. Semua ini tertulis menjadi sebuah karangan tak berbentuk ini. Benar2 sebuah karangan bebas!

Aku cuma mau bilang, semua ini kulakukan karena aku menyayangimu. Semua ini kulakukan untuk membuktikan kalau aku dengan tulus menyesali perbuatanku yang buruk kepadamu beberapa waktu lalu. Semua ini kulakukan karena aku ingin mendapatkan kembali kepercayaan yang terenggut dariku, karena ‘ulahku’ sendiri. Hukuman yang kuterima memang sepatutnya. Dan aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

SELAMAT ULANG TAHUN, KEKASIHKU VITA.
Aku menyayangimu, aku mencintaimu, aku tidak ingin kehilangan kamu. Tetaplah bertumbuh dan kuat di dalam Tuhan Yesus. Tidak ada nama lain.

Dan rembulan pun tersenyum, ketika angin berbicara kepadanya.
Dengan segala rasa, dia bercerita
Akan sepasang anak manusia yang bergelora
Mengerjakan kisah cinta mereka berdua...

------------------------ oOo ------------------------

Senin, 24 Januari 2011

The Day #4

20 November 2008,
Niel’s room, 1 day before D’day.


"Cinta ga pernah salah yank…
Vi gak akan pernah bilang mencintai mas adalah suatu kesalahan..
Vi selalu mencintai mas, dengan apapun pekerjaan mas
."

Terharu juga aku membaca kata demi kata yang diketikkan jemari kekasihku di keypad HPnya yang langsung terbaca di layar HPku saat ini. Sebenarnya aku tidak tega melakukan ini semua, aku juga agak tersenyum-senyum dengan segala ‘keusilanku’ dan keusilan teman-temannya ini. Terusin.. tidak… terusin… tidak…. Terusinnnn……..????? aaaaaaaaahhhhhhhh……… bodo amat!!! Terusin aja!! Show must go on!! Hahahahahaha…… (*Pahlawan Bertopeng MODE=ON*).
&#$^#^53%#%#%^%^U*#(#((#^$#@^~~```~$!%^ (Lieur…. Euy…)

Lima jam lalu… di sebuah pertokoan pinggir jalan,
Aku masih bete dengan ulah dosen pembimbingku yang selalu susah untuk ditemui. Kemarin pas aku sms, mengundur waktu pertemuan bimbingan hari ini. Aku pun menyanggupi. Namun, saat ini tiba2 saja aku meragukan janji dosenku yang ‘available’ siang ini. Aku pinggirkan motorku yang sedari tadi melaju di jalanan lalu meraih HPku dan menelepon dosenku... benar saja feelingku! dia mengelak lagi dengan alasan ada tamu dari yayasan yang datang berkunjung dan rencananya sebagian besar dosen ikut.. termasuk dia!! Aaaaah…. Kalau ini sih, doyan aja! Siapa yang nolak diajakin makan!?? (pikiran negatifku tiba2 muncul begitu saja… gara2 rasa sebalku yang tidak habis2…!)

Empat jam lalu… di sebuah kantor teknisi primary,
Aku bingung termangu-mangu, mendung gelap sekali di langit tepat di belakang jendela kantorku… tetapi bagaimanapun juga aku harus menjalankan rencana ini semua. Tidak enak aku ama Desy, Lani, Daniel, dll yang sudah susah payah berusaha berpartisipasi ‘mensukseskan’ acara surprise ini. Masak gara-gara mendung/hujan deras sekalipun semangatku bisa terpatahkan semudah ini??!!!! Dasar cemen!! Aaahhhhh………. tidaaaaaaaaaakkkkkkkk!! Aku tidak cemen! Gak ada kata gentar buat seorang YUDHI !! gak mungkin lah, aku yang melontarkan ide, aku juga yang menggagalkannya.

Tepat pukul 16.00 WIK (Waktu Indonesia Kudus) kukemasi barang-barang bawaanku dan kumasukkan ke ransel yang akan kubawa ke Jogja sore ini juga. Dua potong kaos, satu ‘CD’, handuk dan peralatan mandi. Sudah cuman itu saja. Dari tadi pagi hanya itu saja yang kubawa. Aku tidak ada rencana menginap lama2 di Jogja. Tugasku hanya menjemput kekasihku sembari memberikan ‘surprise’ di kosnya. Tentu saja ini tidak bisa kukerjakan sendiri. Aku harus bekerjasama dengan ‘orang2 dalam’ yang membantu misiku… yang bagusnya merupakan ‘misi’ mereka juga.. hehe. Aku pun sempat memberitahu temanku sebelum aku beranjak membuka pintu, bahwa Jumat besok tanggal 21 Nopember 2008 aku cuti. Dia pun mengiyakan,karena sebelumnya kita udah ‘janjian’ untuk bagi2 hari menghabiskan sisa cuti tahun ini daripada hangus. Rupa-rupanya temanku tadi udah tahu kebiasaanku kalau sedang berkemas seperti ini, dan berkata “langsung ke Jogja ya Yud?” aku pun nyengir kuda dan berkata “ho oh… tau aja..!” entah kenapa sekarang aku lebih sering menyuarakan “ho oh” dibandingkan “he e” khas Kudus. Hikhikhik…

Dua jam yang lalu, di deretan penjual Serabi kuah…
Entah sudah berapa kali aku mampir ke tempat ini. Setiap kali aku ke Jogja tak pernah kulewatkan kesempatan menikmati makanan khas Ambarawa yang satu ini. Apalagi perjalananku dari Semarang tadi ditemani hujan yang sangat lebat, sehingga sekali dua kali terpaksa aku membuka kaca helmku saking derasnya air yang mengalir, meski untuk itu aku harus merelakan beberapa butir air membasahi wajahku dan mulutku yang sudah mulai kehausan (hihi.. kasihan…). Aku membungkus dua serabi kuah dan satu bungkus krupuk ‘Samier’ yaitu krupuk yang terbuat dari singkong, dengan desain yang bundar dan sangat besar.



Aku mengeluarkan Rp.11.000 untuk membayar 3 porsi serabi dan 1 bungkus krupuk itu. Aku pun berpamitan dengan ibu penjual serabi, dia mengucapkan terimakasih sebelum akhirnya motorku meraung-raung karena kupacu… Goes to Jogja!



Setengah jam lalu.. di jalan Magelang sebelum ringroad (aku lupa Km nya..)
Aku lepas jas hujanku dan aku mengecek HP Nokia 6120c. Siapa tahu ada sms lagi yang masuk dari pacarku tersayang yang belum tahu kalau aku sedang ‘mengerjai’ dia. Ternyata sms dari Desy, “mas.. kuenya belum diambil soalnya aku ga ada kendaraan.. si kakak dimintai tolong nyebelin..ga mau gitu..” hehe… aku tertawa sendiri baca kalimat di layar hapeku. Desy…. Desy.. brantem terus ama Niel, mau ampe kapan?? Dengan segera kutekan tombol hijau. Aku telpon dia.



Ternyata kuenya sudah diambil sama Lany.. oh.. syukurlah… aku hampir aja berpikir kalau tokonya sudah tutup, berarti planningnya bisa gagal dong? Atau setidaknya berubah dari rencana semula lah.. tapi ternyata tidak.

15 menit yang lalu, di jalan Ahmad Djazuli.
Akhirnya.. aku kembali lagi ke tempat itu setelah 4 bulan lalu aku membeli seikat bunga mawar 3 warna untuk kuberikan kepada calon pacarku waktu itu. Sebelum akhirnya kita memutuskan untuk jadian sebagai sepasang kekasih. Kali ini kubeli satu tangkai mawar merah kesukaannya. Tak perlu banyak2. Hanya butuh satu tangkai mawar merah segar untuk menyatakan cinta. Bahkan tanpa mawar sekali pun, dia udah sangat tahu kalau aku sangat menyayanginya dan tidak mau kehilangan dia (lagi). Aku hanya ingin sesekali bersikap romantis kepada pacar, yang selama ini jarang kulakukan. Untuk ultah yang pertama dengan status ‘pacar’. Untuk yang terakhir kali di kota bersejarah ini, I just wanna do the best I can, just be there. Konsepnya sesederhana itu.

Aku menoleh sebungkus nasi yang barusan dibelikan Niel ketika dia tadi keluar sama Desy. Belum aku makan. Nanti lah.. setelah menyelesaikan celotehku ini. Semenjak tadi aku mengarang2 cerita, bahwa aku terlalu sibuk dengan kerjaanku sampai aku harus lembur terus tiap hari. Dan bahkan hari Jumat besok sekalipun, aku terpaksa tidak bisa bergabung dengan rencananya untuk mengajak makan2 keluargaku di restoran di kotaku, dengan alasan lembur juga. Aku mengarang semua skenario ini. Nampaknya dia sangaaatt.. kecewa dengan segala keputusanku ini… tapi yaaaah.. mau bagaimana lagi, namanya juga skenario…. Bebas dong??
Sebentar lagi, tepat jam 12 malam… aku mau ke kosnya.. dengan membawa kue tart dan lilin dengan angka 22 di atasnya… Tuhan…. Tolong jangan sampai gagal, dan jangan turunkan hujan yaaaa……??? Plizz………………????????

Hehehe.. KEKASIHKU…… SAYANGKU…. CUMIKU…. MAAFKAN PACARMU INI yaaa….. Aku Sayaaaaang… kepadamu!! Mas Yudhi sayang dik Vita !!

Jumat, 21 Januari 2011

The Day #3

19 November 2008
My Office, 2 days before d’Day


"Tetes-tetes hujan terdengar merdu

Menghantar anganku mengenang masa-masa silam

Dimana seorang remaja memimpikan pemuda baik hati itu,
Rasa yang diam-diam tumbuh….

Begitu indah tersimpan sekian tahun lamanya..

Kini remaja itu telah beranjak dewasa, namun cintanya tetap terjaga
Tak lekang oleh waktu…

Rasa yang tulus dipersembahkan dari Vita kepada mas Yudhi..

Love you…"


Suara kucing mengeong dari HPku pertanda ada sms yang masuk. Beberapa kalimat yang tercantum di inbox layar HPku mengacaukan keseriusanku memelototi deretan angka-angka pada layar komputer di depanku.


What ??? sekian tahun????


Sesaat... aku tersadarkan kembali akan kenanganku bersamanya beberapa waktu lalu di sebuah kota: JEPARA. Kota yang memperkenalkan kami berdua di sebuah pesta pernikahan kakak kami berdua. Kakak kandungku dan kakak sepupunya. Kota yang menyatukan cinta kami yang masih berupa ‘rasa’ yang belum terasa. Kota itu pula yang sempat mematahkan hatinya, yang sebenarnya mematahkan hatiku pula karena menolak suara terdalam sanubariku.


Tuhan, kenapa semua ini harus terjadi?? Aku merasakan seperti sebuah mimpi yang betul-betul mimpi saat semua itu terenggut. Namun, aku tak cukup percaya dengan sebuah kenyataan yang terealisasi dari mimpi yang kumiliki sejak semula.


Namun kenyataannya, semua itu betul-betul terjadi !! THIS IS A DREAM NO MORE !! I can only speak to myself, instead of blaming anything that push me down. And all I can say is… thank you Lord Jesus… Engkau membuat segala sesuatunya indah pada waktunya… (pengkotbah 3:11).

Malam ini aku pulang larut (seperti biasanya… hehehe). Paling-paling yang protes yaa.. pacarku yang manis lagi cuantik ini… dia udah membayangkan bagaimana kehidupan kita berumahtangga kelak. Dengan kebiasaanku yang sering pulang malam-malam, kesempatan berdua jadi berkurang… bla… bla… bla… mulailah dia mengoceh dengan imajinasinya sendiri.

Buat aku, itu wajar dan sangat wajar malahan. Mungkin bagi dia, ini pertama kalinya berpacaran dengan seorang cowok yang tidak bisa 24hrs open for her.. jauh beda dengan pacarnya yang dulu2. Kalau aku rasa-rasakan, memang dalam beberapa kali pacaran, mereka (mantanku, red) terkadang mengeluhkan ‘kebiasaan’ ku yang satu ini. Tapi yah, apa boleh buat. Ini memang tanggung jawab yang kuemban. Sebagai seorang ‘kuli mesin’ di sebuah perusaahaan swasta di kotaku.



Aku cukup bersyukur, aku bekerja di sebuah perusahaan yang memiliki nama dan reputasi yang tidak dirugikan lagi meski tak sedikit orang yang mencibir dan berkata-kata yang tidak menjadi berkat, jika menilik produk yang menjadi core business perusahaan ini. Produk yang menghidupiku juga. Yang memberikan banyak berkat materiil dan immateriil. Kebahagiaan, kepuasan diri, penghargaan. Semua yang menjadi teori motivasi Maslow masuk di otakku dan kuamini. Aku sering berbangga dengan orang-orang yang sering menyanjungku di depan rekan mereka, bahwa aku bekerja di perusahaan ini. Apalagi dengan ekspresi mereka yang mendengarnya dengan raut muka yang langsung minder. Aku sering merendah dengan semua ini, karena bagaimana pun juga ini semua adalah anugerah. Tapi dalam hati…. Aku bangga.


Malam ini juga, aku harus mengambil pesananku. Sebuah kado berupa souvenir miniatur Menara Kudus dalam kaca fiber dan ada foto wajahnya tertanam di dalamnya. Lalu aku mau cari kertas kado. Tekadku bulat, aku mau ke Jogja besok sore sepulang kerja jam-4. Langsung cabut dari kantorku. Kemarin, aku sudah mengontak temen satu kos dia Desy untuk memesan kue tart. Dengan kue tart itu, aku akan memberikan ‘sedikit’ surprise dengan cara datang di tempat kosnya tepat jam 12 malam tanggal 21 November. Untuk yang pertama kalinya dia terima dari aku. Mungkin untuk yang terakhir kalinya dia ada di Jogja, karena Desember ini dia harus sudah meninggalkan kota yang penuh kenangan itu untuk kembali ke rumah asalnya Bogor.

By the way, sampai sekarang aku masih bingung.. mau kasih kado buat dia yang mana ya? Yang mau aku ambil ini, atau yang udah siap di rumah??? Ah… aku emang sering bingungan dengan pilihanku sendiri. Kalau pilihanku untuk macarin dia sih aku udah manthaabb! Ngapain pake acara bingung?? Huehuehue…


Aku mau berdoa malam ini, supaya besok sore pas jam 3 atau jam 4 cuacanya cukup cerah sepanjang perjalanan Kudus-Jogja. Tak ada sedikitpun awan mendung apalagi hujan gerimis yang mengiringi perjalananku. Karena aku mengemban misi yang cukup ‘mulia’ yaitu menjemput calon istriku dari Jogja untuk ‘kubawa’ ke Kudus. Lalu melanjutkan perayaan ulang tahunnya dengan hadir di tengah-tengah suasana rumah sebagai bagian dari anak-anak dari keluargaku. Itu lebih berarti buatnya. Mungkin, setelah sekian lama terpisah dari rumah…. Dia merasakan rumah yang sebenarnya. Keluarga yang sejatinya. Tidak jauh beda dengan konsep keluarga yang selama ini hanya ada dalam pikiran dan imajinasinya. Namun sangat kontras dengan keluarga yang selama ini menaunginya, yang hampir membuatnya trauma dengan perkawinan. Namun puji Tuhan, hanya karena kasih karuniaNya saja dia bisa menjadi orang yang terlahir baru. Bukan atas hasil usahanya sendiri, melainkan campur tangan langsung dari Bapa di Surga… Allah Yang Kekal.


Aku melirik kaca jendela kantorku. Di sebelah luar, terlihat metering tube weycon master yang sudah mulai kosong. Tidak ada flow material yang mengalir. Itu artinya produksi terakhir malam ini sudah selesai!!


Aaaah… akhirnya aku bisa menggeliat sambil sesekali menguap dan bergegas bersiap-siap untuk pulang. Ya iya laah… siapa pula yang mau menginap di pabrik yang jauh dari keramaian ini?? Hiii….. kalau malam aja udah sangat sepi dan menakutkan. Apalagi di lokasi-lokasi tertentu yang teramat sepi dan gelap gulita. Serasa di sebuah tempat yang tiada berpenghuni sama sekali. Konon juga, pak satpam sering dihantui oleh makhluk-makhluk bergentayangan yang sering membuat suara-suara aneh di sekeliling pabrik… hiiiii……..seyeeeeemmm…!!!


Kontan aku memutar kursiku dan menghadap ke belakang, seraya memicingkan mata melihat kegelapan di luar jendela kantorku, namun terang di lokasi parkir motor. Puji Tuhan… ada juga orang yang baik hati menyalakan lampu parkir. Makasih om/pak!!




Gelegar petir dan cahaya kilat turut serta

Mengamini segala doa seorang remaja.
Terpaku diam, seorang pemuda baik hati dengan kenangannya
Akan perjumpaan itu.
Dia pun berbicara dengan rasa.
Sebuah karya yang dihasilkannya.
Tak kuasa, suaranya terus mengalun lirih bagaikan mantera…

‘Selamanya..Yudhi sayang Vita’

Terimakasih Tuhan… terimakasih kekasihku tersayang, cumiku, talesku.. Vita…

You Are The Best Honey!! I Love You always…………!!!

See You Soon……………!!!!!!!!!



------------------------ oOo ------------------------

The Day #2

18 November 2008,
My bedroom, 3 days before D’day..

Halooooo………….. Agusss………!!!

Owalaaaahh… Agus.. Aguuuuuussssssssssss………………..!!!!
………………………….

Suara khas logat orang Jawa tersebut sering terdengar di telingaku setiap kali siaran TV diselingi iklan-iklan. Dan iklan operator seluler tersebut salah satunya yang cukup menarik dan mengena karena ‘kengawurannya’.. menurutku. Hehehe….

Aku barusan sampai ke rumah. Terus mandi, makan seadanya, lalu mulai menarikan jari-jariku di deretan tuts laptop kesayanganku ini. Entahlah, beberapa hari ini aku sering sekali pulang malam. Banyak sekali kerjaan yang dibebankan bosku kepadaku. Aku tak tahu kenapa. Mungkin dia emang type seperti itu, mungkin juga aku bisa sedikit berpikir positif dengan meyakinkan diriku sendiri bahwa itu pertanda bahwa bosku udah mulai percaya banyak hal padaku.


Aku jadi teringat sebuah ayat di Alkitab, di Injil Lukas 16:10

"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar”

Ayat ini tiba-tiba menguatkanku malam ini, yang langsung membandingkan dengan sikap bosku di dunia ini dengan Bosku yang Maha Ajaib. Bapaku di Surga. Bosku dunia aja bisa mempercayakan hal yang besar, apalagi Bapaku Yang Ajaib.. dia bisa mempercayakan hal-hal yang LUEBIIIIIHHH…. BUESAAAAAAAAAARRR…………!!!!!!!! Woooowwww………… Ruaaaarrrrrrrrrrrrrrrr………. Biasaaaaa……….!!! (hehe.. lebay…). Ini berarti sebuah indikasi, bahwa aku bisa mengerjakan hal-hal yang kecil dan setia dalam hal-hal kecil itu?? Ah… sudahlah, urusanku ialah mengerjakan yang terbaik. Penilaian hanya Dia yang boleh melakukannya.


Lalu anganku pun membayangkan kehidupan rumah tanggaku kelak, diselingi dengan canda tawa dan selalu ada waktu-waktu khusus untuk bersekutu, berdoa bersama dan melakukan pekerjaan2 kecil yang mengikat kami berdua dalam kebersamaan yang hangat.. oh alangkah indahnya…!!

Oh ya… semalam aku ternyata salah paham dan salah sangka. Aku kira kekasihku jalan, nonton ama cowo lain. Cowo yang notabene ‘temen rohani’ dia menurutnya. Namun aku gak begitu saja mudah percaya. Bukan tidak percaya dengan kekasihku, tapi tidak percaya begitu saja dengan segala ‘alasan’ yang dibuat cowok. (hehe… agak pengalaman nih kayaknya…! Hikx hikx….). Setelah aku diemin, eh akhirnya dia ngaku kalo ternyata dia nonton ama Desta, cewek temen satu kos ama dia… (yaaa, namanya juga kos cewek.. ya temennya cewek semua lahh…!!) now again…. U got me, girl ….!!! Huuuhh…!!! Sialll……….!!!!!!!!!!
Woooooaaaahhhhhmmmmmmmmmm………… udah jam 10.11PM. Boso jowone jam sepuluh punjul sewelas menit. Wis bengi mass, aku yo wis ngantuk banget.

Tadi aku sempet beli jaket yang dia inginkan. Jaket kain yang lumayan tebal. Ada bordir Djarum BLACK di dada kiri. Aku nitip temanku, seorang driver Djarum yang bertugas luar kota. Aku pernah mengutarakan kalau aku ingin jaket seperti itu. Eh… tiba2 kemarin pas dia bertugas ke kantor marketing di Solo, dia menelponku! Dan menanyakan apakah aku masih butuh jaket itu atau tidak. Alangkah baiknya temanku yang satu ini… hehhehe… aku dikelilingi oleh orang2 yang care sama aku ternyata…. Hikz.. hikz…. (mellow session=START). (mellow session=STOP).

Aku belum bungkus semua kado yang aku mau berikan ke dia. Haaah…?? Semua kado??? Maksudnyaaaaa….??? Iya, aku ternyata baru sadar, kalau aku sudah mempersiapkan beragam jenis kado yang akan kuberikan padanya di hari ulang tahunnya hari Jumat tanggal 21 November nanti. Aku udah beli barang-barang berikut ini, tapi masih bingung mau kasih yang mana buat dia:
  1. Cinderamata/souvenir berupa miniatur Menara Kudus yang terbungkus fiber transparan, dan ada foto dia sekaligus kartu ucapan di dalamnya.
  2. Jaket Djarum BLACK (yang gede banget ukurannya, aku aja kedodoran!).
  3. Dress warna pink, yang ditaksir dia waktu kita lagi makan di KFC Ramayana Kudus.
  4. Kalung monel/stainless steel dengan liontin ukiran namanya.
Yank…. Kalo kamu baca ini…. Kamu pasti bingung kan, mau milih yang mana??? Aku juga masih belum beli kertas kado, beli double-tape/cello-tape dan perlengkapan lainnya.

Aku juga belum bikin kartu ucapan. Hanya tadi sempat mampir, mencetak foto editan amatiranku yang suka main2 Photoshop yang berisi wajahnya dan tulisan-tulisan ucapan selamat ulang tahun gitu deh.. itupun aku masih kurang begitu puas. Piye enake?? Awhh.. ngantuk!! Tidur aaaah…!!! Gudnite sayang…

The Day #1

17 November 2008
My bedroom, 4 days before d’Day


At first I was afraid, I was petrified….
…………….
And I grew strong…….

And I learn how to get along……….

(Itu bukan syair lagu biasa… itu mantera…..!!)


Aku tak tahu kenapa aku suka lagu itu, meski banyak orang bilang kalo itu lagu buat orang yang patah hati yang lalu berusaha untuk bertahan dengan segala sakit di hatinya. ‘survive’ istilahnya dalam bahasa inggris. Istilah yang lazim dipakai oleh para tentara ketika bertahan di hutan dalam rangka perang. Penyanyi aslinya adalah Gloria Gaynor, lalu dimodifikasi oleh band punk alternative bernama Cake. Jadi kacau liriknya, banyak sekali istilah2 asing dan sumpah serapah ala Amerika. Hahaha…. biarin aja lah… emang gw pikirin!


Yang harus gw pikirin sekarang adalah perasan orang yang gw sayangin, dan perasaan gw sendiri kalo ga ada dia. Kalo ga ada orang yang bikin gw semangat lagi menjalani hari demi hari di hidup gw…

Gw sendiri ga ngerti, mau jadi apa gw kalo ga ada dia. Dan gw jg ga ngerti, kenapa semua kejadian demi kejadian ini berlangsung begitu cepat… sangat cepat, bahkan untuk sejenak memikirkannya aja.. gw udah kehilangan waktu.. (eh, by the way.. kok jadi pake gw2 ya?? Hehehe… ga usah lah… pake ‘aku’ aja yaaaa….)


Tadi malam sampai pagi tadi, aku ngrasa kecewaaaaa… bgt. Aku gak ngerti, gak bisa menjelaskan semuanya. Aku masih ingat, tiap kali perasaanku tidak ‘nyaman’ seperti ini… itu berarti ada masalah dengan hubunganku dan dia. Dan itu memang benar… semalam, sampai pagi tadi… kita berdua memang sedang bertengkar. Mungkin tidak sehebat pertengkaran2 sebelumnya, yang diwarnai dengan fisik dan tangisan air mata… namun kali ini aku juga merasa sakit banget untuk mengalami ini semua. Aku sendiri tidak pernah menyangka jika aku bisa sampai mengeluarkan kalimat itu.. meski hanya lewat sms : ‘jujur ama mas, apa yg km inginkan skrg? Km udh ga sayang lg ama mas? Km lg ga bth, ato udh ga bth mas?’

Oh Tuhan….. aku sangat menyesal mengetikkan kalimat itu di layar HP dan mengirimkannya kepada kekasihku yang memang lagi sakit. Entah sakit apa lagi yang dia alami saat itu. Tapi yang jelas, beribu maafku mungkin udah tidak bisa meluluhkan hatinya untuk menerima kesalahanku semalam. Aku telpon2an ama dia, namun tidak memuaskan hatinya. Tidak sesuai dengan keinginannya, dan tidak mempedulikan perasaannya yang masih kangen banget sama aku. Jujur, aku pun kangen banget ama dia.. namun memang waktu dan suasana yang tidak akan pernah cukup jadi alasan untuk membiarkan dia dengan segala perasaannya begitu saja. Aku pun merasakan hal itu, sama persis dengannya. Aku pun merasa bersalah, sama persis dengan yang dia rasakan. Saat tadi siang kita bertelepon, meski dengan suasana yang kurang nyaman juga… di tengah hujan deras di kotaku dan tempat yang kurang enak karena banyaknya orang, kita saling mengungkapkan kalau ‘ternyata’ kita masih saling menyayangi dan saling membutuhkan. Kita tak bisa hidup terlepas, satu sama lain.

Aku pun lega….... sangaaaattt…… legaaaaa………………….
Thank God! Again, You saved our relationship… that is nothing but a series of miracles…!!!

Akhirnya, kutuangkan juga tulisanku di laptop ini…. setelah lama kupikir2 untuk menulis tangan ataukah typing aja, dengan segala kesuntukan dan kelelahan yang menyerangku.. daripada kuhajar tembok dan pohon2, mending kuhajar aja jari-jari ini dengan segala ketikan tak beraturan dari otak jenuh tak bertuan dan segenap jiwa yang merasakan beban…. Uuuuuuuuuuhhhhhhhhhhhh……………….!!!!!!!!!!! Apalagi dengan status yang masih kusandang sampai saat ini, yaitu mahasiswa. ‘…..haaaahh…??? Emang lo masih kuliah…..???’ itu pertanyaan yang sering terlontar dari orang2 yang sengaja sirik denganku. Yah… begitulah orang2. sering, bahkan selalu, sirik dengan kesuksesan orang lain. Ga peduli dia sukses dengan cara yang benar… apalagi dengan yang ‘tidak benar’ sekali pun!! Ada-ada aja orang seperti itu. Aku pun masih sibuk dengan final dari segala urusan anak kuliahan. Apalagi kalau bukan skripsi!! (hehe…. Perlu ga sih tanda seru??? Ihik….). Namun, belakangan ini aku lebih suka menyebutnya ‘tugas’. Yah… cukup tugas aja. Lebih ‘nyaman’ mendengarnya. Aku dapat ide itu dari kekasihku, yang juga lagi sibuk dengan ‘tugas’nya… hehehe… emang sih, kita kan sama-sama mahasiswa/wi tingkat akhir.. jadi ya pasti ketemu ama urusan satu itu pada akhirnya.

Nah, sekarang ceritanya malah aku yang melontarkan pertanyaan orang2 itu… kepada diriku sendiri…! yaaa.. bertanya2 karena untuk menyadarkan diriku yang sering tidak sadar ini bahwa aku masih punya tanggungjawab satu itu untuk secepat mungkin kuselesaikan, supaya aku tidak merasa ‘bangga’ menyandang gelar MA alias Mahasiswa Abadi. Hikz…. Menakutkan sekali memiliki ‘gelar’ aneh itu.

Mawar itu keindahan

Mawar juga kekuatan
Dengan harumnya dia sebarkan aroma surga
Dengan lekuk tubuhnya dia persembahkan kecantikan dewi nirwana

Tak kurang juga, warnanya pun memberi
Segenap kelembutan surgawi

Namun,

Dengan segala durinya
Dia hujamkan rasa sakit di dalam dada
Karena tak kuasa menyediakan singgasana terindah
Untuk dia bertahta….

Puisi di atas orisinil dariku. Ga terinspirasi oleh puisi siapa pun. Karena yang kurasakan saat ini adalah itu. Mungkin akan kuakhiri saja malam ini dengan tertawa, meski dengan otak tanpa nyawa alias tertidur. Ah, tapi sepertinya tidak.. karena barusan kekasihku menelepon, untuk nanti telepon lagi selepas tengah malam, untuk sekedar ngirit pulsa! Iya sih… maklum anak kosan coy! Yowis, aku akhiri dulu tulisanku hari ini.

Aku harap suatu saat dia bisa membaca kegelisahan jiwaku beberapa hari ini. Hari yang sampai sekarang masih kunanti-nantikan. Tanggal 21 November… yang tinggal 4 hari lagi! Fiuh……!! can’t wait to see that special day with my soulmate. Honey, if you can read this…. I just wanna tell you.. that I really miss you right now… I really do. And I just wanna hold u and never let u go, if I could…. If I might..

Good Night, C U tomorrow…

------------------------ oOo ------------------------