My Office, 2 days before d’Day
"Tetes-tetes hujan terdengar merdu
Menghantar anganku mengenang masa-masa silam
Dimana seorang remaja memimpikan pemuda baik hati itu,
Rasa yang diam-diam tumbuh….
Begitu indah tersimpan sekian tahun lamanya..
Kini remaja itu telah beranjak dewasa, namun cintanya tetap terjaga
Tak lekang oleh waktu…
Rasa yang tulus dipersembahkan dari Vita kepada mas Yudhi..
Love you…"
Suara kucing mengeong dari HPku pertanda ada sms yang masuk. Beberapa kalimat yang tercantum di inbox layar HPku mengacaukan keseriusanku memelototi deretan angka-angka pada layar komputer di depanku.
What ??? sekian tahun????
Sesaat... aku tersadarkan kembali akan kenanganku bersamanya beberapa waktu lalu di sebuah kota: JEPARA. Kota yang memperkenalkan kami berdua di sebuah pesta pernikahan kakak kami berdua. Kakak kandungku dan kakak sepupunya. Kota yang menyatukan cinta kami yang masih berupa ‘rasa’ yang belum terasa. Kota itu pula yang sempat mematahkan hatinya, yang sebenarnya mematahkan hatiku pula karena menolak suara terdalam sanubariku.
Tuhan, kenapa semua ini harus terjadi?? Aku merasakan seperti sebuah mimpi yang betul-betul mimpi saat semua itu terenggut. Namun, aku tak cukup percaya dengan sebuah kenyataan yang terealisasi dari mimpi yang kumiliki sejak semula.
Namun kenyataannya, semua itu betul-betul terjadi !! THIS IS A DREAM NO MORE !! I can only speak to myself, instead of blaming anything that push me down. And all I can say is… thank you Lord Jesus… Engkau membuat segala sesuatunya indah pada waktunya… (pengkotbah 3:11).
Malam ini aku pulang larut (seperti biasanya… hehehe). Paling-paling yang protes yaa.. pacarku yang manis lagi cuantik ini… dia udah membayangkan bagaimana kehidupan kita berumahtangga kelak. Dengan kebiasaanku yang sering pulang malam-malam, kesempatan berdua jadi berkurang… bla… bla… bla… mulailah dia mengoceh dengan imajinasinya sendiri.
Buat aku, itu wajar dan sangat wajar malahan. Mungkin bagi dia, ini pertama kalinya berpacaran dengan seorang cowok yang tidak bisa 24hrs open for her.. jauh beda dengan pacarnya yang dulu2. Kalau aku rasa-rasakan, memang dalam beberapa kali pacaran, mereka (mantanku, red) terkadang mengeluhkan ‘kebiasaan’ ku yang satu ini. Tapi yah, apa boleh buat. Ini memang tanggung jawab yang kuemban. Sebagai seorang ‘kuli mesin’ di sebuah perusaahaan swasta di kotaku.

Aku cukup bersyukur, aku bekerja di sebuah perusahaan yang memiliki nama dan reputasi yang tidak dirugikan lagi meski tak sedikit orang yang mencibir dan berkata-kata yang tidak menjadi berkat, jika menilik produk yang menjadi core business perusahaan ini. Produk yang menghidupiku juga. Yang memberikan banyak berkat materiil dan immateriil. Kebahagiaan, kepuasan diri, penghargaan. Semua yang menjadi teori motivasi Maslow masuk di otakku dan kuamini. Aku sering berbangga dengan orang-orang yang sering menyanjungku di depan rekan mereka, bahwa aku bekerja di perusahaan ini. Apalagi dengan ekspresi mereka yang mendengarnya dengan raut muka yang langsung minder. Aku sering merendah dengan semua ini, karena bagaimana pun juga ini semua adalah anugerah. Tapi dalam hati…. Aku bangga.
Malam ini juga, aku harus mengambil pesananku. Sebuah kado berupa souvenir miniatur Menara Kudus dalam kaca fiber dan ada foto wajahnya tertanam di dalamnya. Lalu aku mau cari kertas kado. Tekadku bulat, aku mau ke Jogja besok sore sepulang kerja jam-4. Langsung cabut dari kantorku. Kemarin, aku sudah mengontak temen satu kos dia Desy untuk memesan kue tart. Dengan kue tart itu, aku akan memberikan ‘sedikit’ surprise dengan cara datang di tempat kosnya tepat jam 12 malam tanggal 21 November. Untuk yang pertama kalinya dia terima dari aku. Mungkin untuk yang terakhir kalinya dia ada di Jogja, karena Desember ini dia harus sudah meninggalkan kota yang penuh kenangan itu untuk kembali ke rumah asalnya Bogor.
By the way, sampai sekarang aku masih bingung.. mau kasih kado buat dia yang mana ya? Yang mau aku ambil ini, atau yang udah siap di rumah??? Ah… aku emang sering bingungan dengan pilihanku sendiri. Kalau pilihanku untuk macarin dia sih aku udah manthaabb! Ngapain pake acara bingung?? Huehuehue…
Aku mau berdoa malam ini, supaya besok sore pas jam 3 atau jam 4 cuacanya cukup cerah sepanjang perjalanan Kudus-Jogja. Tak ada sedikitpun awan mendung apalagi hujan gerimis yang mengiringi perjalananku. Karena aku mengemban misi yang cukup ‘mulia’ yaitu menjemput calon istriku dari Jogja untuk ‘kubawa’ ke Kudus. Lalu melanjutkan perayaan ulang tahunnya dengan hadir di tengah-tengah suasana rumah sebagai bagian dari anak-anak dari keluargaku. Itu lebih berarti buatnya. Mungkin, setelah sekian lama terpisah dari rumah…. Dia merasakan rumah yang sebenarnya. Keluarga yang sejatinya. Tidak jauh beda dengan konsep keluarga yang selama ini hanya ada dalam pikiran dan imajinasinya. Namun sangat kontras dengan keluarga yang selama ini menaunginya, yang hampir membuatnya trauma dengan perkawinan. Namun puji Tuhan, hanya karena kasih karuniaNya saja dia bisa menjadi orang yang terlahir baru. Bukan atas hasil usahanya sendiri, melainkan campur tangan langsung dari Bapa di Surga… Allah Yang Kekal.
Aku melirik kaca jendela kantorku. Di sebelah luar, terlihat metering tube weycon master yang sudah mulai kosong. Tidak ada flow material yang mengalir. Itu artinya produksi terakhir malam ini sudah selesai!!
Aaaah… akhirnya aku bisa menggeliat sambil sesekali menguap dan bergegas bersiap-siap untuk pulang. Ya iya laah… siapa pula yang mau menginap di pabrik yang jauh dari keramaian ini?? Hiii….. kalau malam aja udah sangat sepi dan menakutkan. Apalagi di lokasi-lokasi tertentu yang teramat sepi dan gelap gulita. Serasa di sebuah tempat yang tiada berpenghuni sama sekali. Konon juga, pak satpam sering dihantui oleh makhluk-makhluk bergentayangan yang sering membuat suara-suara aneh di sekeliling pabrik… hiiiii……..seyeeeeemmm…!!!
Kontan aku memutar kursiku dan menghadap ke belakang, seraya memicingkan mata melihat kegelapan di luar jendela kantorku, namun terang di lokasi parkir motor. Puji Tuhan… ada juga orang yang baik hati menyalakan lampu parkir. Makasih om/pak!!

Gelegar petir dan cahaya kilat turut serta
Mengamini segala doa seorang remaja.
Terpaku diam, seorang pemuda baik hati dengan kenangannya
Akan perjumpaan itu.
Dia pun berbicara dengan rasa.
Sebuah karya yang dihasilkannya.
Tak kuasa, suaranya terus mengalun lirih bagaikan mantera…
‘Selamanya..Yudhi sayang Vita’
Terimakasih Tuhan… terimakasih kekasihku tersayang, cumiku, talesku.. Vita…
You Are The Best Honey!! I Love You always…………!!!
See You Soon……………!!!!!!!!!
------------------------ oOo ------------------------
1 komentar:
we will not go down, in the night without a fight!
Posting Komentar